PANGANDARANTODAY – Helena Lim, seorang manajer yang terkenal di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), kini tengah dalam sorotan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait tata niaga komoditas timah.
Kasus ini berkaitan dengan Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk dalam rentang waktu 2015-2022. Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan status tersangka untuknya.
Menurut Kuntadi, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, penetapan tersangka atas Helena Lim didasarkan pada temuan alat bukti yang telah dikumpulkan. Setelah pemeriksaan yang intensif, penyidik menyimpulkan bahwa bukti yang ada sudah cukup untuk menetapkan status tersangka bagi Helena Lim.
Kuntadi menambahkan bahwa untuk kelancaran proses penyidikan, Kejagung memutuskan untuk menahan Helena Lim di Rutan Salemba Cabang Kejagung selama 20 hari ke depan. Dikutip Pangandaran Today dari pmjnews
Helena Lim diduga kuat telah terlibat dalam tindak pidana kerja sama penyewaan peralatan proses peleburan timah. Sebagai manajer PT QSE, Helena Lim disinyalir memberikan bantuan dalam pengelolaan hasil tindak pidana tersebut.
Tindakan ini diduga dilakukan untuk kepentingan dan keuntungan pribadi serta peserta lainnya, dengan dalih untuk penyaluran Corporate Social Responsibility (CSR). Hal ini melanggar ketentuan Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 3 jo Pasal 18 UU Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 56 KUHP.
Dengan demikian, kasus yang menimpa Helena Lim sebagai manajer PT QSE menggambarkan seriusnya konsekuensi hukum yang dihadapi oleh mereka yang terlibat dalam tindak pidana korupsi.
Proses hukum akan terus berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku demi tegaknya keadilan dan penegakan hukum di Indonesia.***
