Penipuan Berkedok Petugas BPJS: Waspadai Modus Penipuan yang Merugikan Miliaran Rupiah

Penipuan Berkedok Petugas BPJS: Waspadai Modus Penipuan yang Merugikan Miliaran Rupiah
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi saat memberikan keterangan pers./ PMJ News/Fajar

PANGANDARAN TODAY – Penipuan dengan modus berpura-pura sebagai petugas resmi kini semakin marak, salah satunya dengan mengaku sebagai petugas BPJS Kesehatan. Seorang pensiunan berinisial HS (75), warga Kebayoran Lama, menjadi korban penipuan yang merugikan hingga Rp1,2 miliar. Kejadian ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap ancaman serupa.

Kronologi Penipuan Petugas Palsu BPJS

Kasus ini bermula ketika HS menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai petugas BPJS Kesehatan pada Kamis (5/9). Pelaku menginformasikan bahwa BPJS milik HS diduga digunakan untuk transaksi obat-obatan terlarang. Informasi ini tentu membuat HS panik, sehingga ia lebih mudah terpengaruh oleh arahan pelaku.

Tidak lama setelah panggilan pertama, HS kembali dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai petugas kepolisian dari Polrestabes Bandung. Dalam komunikasi tersebut, pelaku meminta HS untuk segera mengganti PIN ATM dengan alasan keamanan. HS, yang saat itu tidak menyadari jebakan penipuan, mengikuti instruksi pelaku.

Modus Penipuan Mengganti PIN ATM

Modus penipuan seperti ini sangat berbahaya, terutama bagi orang tua atau mereka yang kurang paham mengenai teknologi perbankan. Pelaku berusaha meyakinkan korban dengan cara yang terstruktur dan terencana, mulai dari mengaku sebagai petugas resmi hingga melibatkan pihak kepolisian palsu. Setelah HS mengganti PIN ATM sesuai arahan, ia baru menyadari bahwa saldo rekeningnya berkurang secara drastis.

Baca juga:  RSUD Pandega Sosialisasikan Tentang Program Rujuk Balik dari BPJS Kesehatan

HS kehilangan saldo sebesar Rp1.232.499.000 dari dua rekening yang ia miliki, yakni rekening CIMB Niaga dan rekening dolar. Modus ini adalah salah satu bentuk social engineering, di mana pelaku memanfaatkan rasa takut dan kebingungan korban untuk mengambil alih akses ke rekening bank.

Setelah menyadari bahwa dirinya menjadi korban penipuan, HS segera melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan bahwa kasus ini sedang dalam penyelidikan dan ditangani oleh Polres Metro Jakarta Selatan.

Pihak kepolisian terus melakukan lidik untuk mengidentifikasi pelaku penipuan yang tidak bertanggung jawab tersebut. Kasus ini menjadi peringatan penting agar masyarakat lebih berhati-hati terhadap panggilan atau pesan yang mengatasnamakan lembaga resmi.

Baca juga:  Mabes TNI Sentral Pagelaran Wayang Mendunia di 78 Titik Dengan 91 Dalang

Tips Menghindari Penipuan Berkedok Petugas Resmi

Untuk mencegah kejadian serupa terulang, berikut beberapa tips yang bisa diterapkan agar terhindar dari penipuan berkedok petugas BPJS atau lembaga resmi lainnya:

1. Selalu Verifikasi Identitas Penelepon
Jika Anda mendapatkan telepon dari seseorang yang mengaku petugas resmi, pastikan untuk memverifikasi informasi tersebut langsung ke lembaga terkait melalui saluran komunikasi resmi.

2. Jangan Pernah Berikan Informasi Pribadi
Jangan pernah memberikan informasi pribadi, seperti nomor rekening, PIN ATM, atau data sensitif lainnya, kepada siapa pun yang menghubungi Anda tanpa verifikasi yang jelas.

3. Waspadai Modus Mengganti PIN ATM
Permintaan untuk mengganti PIN ATM atau melakukan transfer dana secara mendadak adalah tanda-tanda penipuan. Segera hentikan komunikasi dan laporkan kejadian tersebut ke pihak berwenang.

4. Laporkan Kejadian yang Mencurigakan

Jika Anda merasa dicurigai atau dihubungi oleh pihak yang meragukan, segera laporkan ke pihak kepolisian atau lembaga terkait. Langkah cepat dapat mencegah kerugian yang lebih besar.

Baca juga:  Frista dan Fingerprint, Transformasi Digital Layanan di RSUD Pandega Pangandaran

Kasus penipuan yang menimpa HS menyoroti pentingnya edukasi mengenai modus-modus penipuan yang semakin canggih. Pihak kepolisian dan lembaga keuangan juga diharapkan terus meningkatkan kampanye kesadaran masyarakat, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia.

Dalam era digital ini, pelaku kejahatan semakin lihai memanfaatkan teknologi untuk melakukan penipuan. Oleh karena itu, kesadaran akan potensi risiko dan cara melindungi diri dari ancaman seperti ini sangatlah penting. Masyarakat harus lebih waspada dan selalu memastikan bahwa setiap informasi yang diterima berasal dari sumber yang terpercaya.

Penipuan dengan modus mengaku sebagai petugas BPJS atau lembaga resmi lainnya adalah ancaman serius yang dapat menyebabkan kerugian besar. Kasus yang menimpa HS merupakan bukti nyata bahwa siapa pun dapat menjadi korban jika tidak waspada. Selalu jaga keamanan data pribadi dan jangan ragu untuk melapor jika menghadapi situasi yang mencurigakan.***

Pos terkait