PANGANDARAN- BMKG Stasiun Geofisika Bandung mengusulkan Desa Pangandaran sebagai desa siaga tsunami (Tsunamy Ready Community) ke UNESCO. Hal tersebut guna memperkuat mitigasi di pesisir Selatan Jawa Barat,
Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung Teguh Rahayu S.Ikom.MM mengatakan, bahwa Kabupaten Pangandaran merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai risiko tinggi terhadap bencana tsunami di Laut Selatan Jawa karena berada pada zona subduksiantara Lempeng Indo Australia dan Lempeng Eurasia yang sangat aktif.
Lanjut Teguh Rahayu, Zona subduksi Laut Selatan Jawa merupakan sumber gempa bumi tektonik yang dapat menjadi sumber potensial terjadinya tsunami.
“Hal ini terlihat dari historis kejadian tsunami di selatan jawa antara lain pada tanggal 11 September 1921 (M7,5) dan 17 Juli 2006 (M7,7) yang keduanya melanda beberapa daerah di selatan jawa termasuk Kabupaten Pangandaran,” kata Teguh Rahayu, Sabtu, 11 September 2021.
Menurut dia, pantai Pangandaran sebagai salah satu destinasi yang cukup populer dan banyak dikunjungi wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Tentunya ini perlu mendapatkan perhatian khusus akan risiko terjadinya tsunami. Sebagai wilayah yang memiliki tingkat kerawanan bencana tsunami yang tinggi, maka perlu disiapkan sistem mitigasi bencana tsunami di wilayah tersebut,” kata Teguh Rahayu.
Mitigasi merupakan tindakan untuk mengurangi atau meminimalisir potensi dampak negatif dari suatu bencana. Tujuan utama mitigasi bencana adalah untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh bencana khususnya terhadap masyarakat.
“Langkah konkrit yang harus dipersiapkan dalam upaya mitigasi bencana tsunami adalah menyiapkan rencana dan sistem evakuasi bagi masyarakat yang terpapar langsung dampak bencana tsunami,” ujarnya.
Dalam pengusulan suatu daerah menjadi wilayah siap siaga tsunami, maka daerah tersebut harus memenuhi 12 indikator yang wajib dimiliki sebagai bekal kesiapsiagaan terhadap gempa dan tsunami yang melibatkan seluruh komponen masyarakat, baik pihak pemerintahan maupun masyarakat itu sendiri menuju zero victim.
“Indikator tersebut diantaranya memiliki peta evakuasi, jalur evakuasi, tempat evakuasi sementara, tempat evakuasi akhir, kesiapan komunitas dan masyarakat dalam kegiatan simulasi tsunami, sosialisasi dan edukasi tentang tsunami, rencana kontinjensi, dan lainnya,” kata Teguh Rahayu.
Teguh Rahayu mengatakan, Stasiun Geofisika Bandung bersama BPBD Kabupaten Pangandaran telah melakukan survey di Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran, terkait
Menurut Teguh Rahayu, kelengkapan indikator tersebut diatas, berdasarkan kelengkapan indikator yang diperoleh dari Forum Kesiapsiagaan Dini Masyarakat (FKDM) Desa Pangandaran maka akan diusulkan sebagai Desa Siaga Tsunami yang akan diajukan ke UNESCO.
“Sekitar kurang lebih 90% Desa Pangandaran sudah memenuhi kriteria menjadi Desa Siaga Tsunami skala Internasional,” kata Teguh Rahayu.
Dia berharap, semoga dengan pengajuan Desa Pangandaran sebagai Desa Siaga Tsunami bisa menjadi contoh bagi desa-desa yang lain yang terdapat di Kabupaten Pangandaran dan juga untuk daerah di pesisir selatan Jawa Barat lainnya.*** Sumber: BMKG Bandung